Sungai Penghasil Ikan

Sebut saja Anto, seorang laki-laki dari Desa Sidomulyo yang memiliki hobi memancing di sungai. Hal itu dilakukannya karena keadaan ekonomi Anto yang pas-pasan. Anto merupakan anak dari bapak Supardi dan Ibu Vivi. Anto adalah anak pertama, ia memiliki adik bernama Indah yang masih duduk di bangku smp. Saat ini Anto baru saja lulus dari SMK dan belum mendapatkan pekerjaan, sehingga ia ikut bertani membantu pekerjaan ayahnya. Hampir setiap hari setelah membantu pekerjaan ayahnya di sawah, Anto pergi ke sungai yang berada di belakang rumahnya. Jarak antara rumah Anto dengan sungai hanya berkisar 20 meter, jadi ia selalu jalan kaki ketika pergi memancing ke sungai.

Sudah sejak SMP Anto memancing di sungai belakang rumahnya. Setiap kali ia memancing, ia selalu membawa banyak ikan untuk lauk makan di rumahnya. Terkadang Anto merasa heran, mengapa ikan ditempat tersebut tidak pernah habis seolah ikannya malah bertambah banyak, padahal ia sering memancing di sungai itu. Anto tidak mau berpikiran macam-macam, ia hanya bersyukur dan berkata dalam hati bahwa ini semua adalah nikmat Tuhan yang diberikan kepada Anto.

Pernah suatu ketika teman-teman sekolah Anto datang berkunjung, saat itu bukan satu atau dua orang melainkan 11 orang. Mereka datang ke rumah Anto karena ingin bersilaturahmi dengan Anto. Pada saat itu beberapa teman teman Anto merasa lapar.

Kemudian muncul ide dipikiran Anto “ah aku ajak mereka pergi memancing saja, nanti hasilnya dimasak untuk dimakan bersama.”

Kemudian Anto mengajak temannya pergi memancing, lalu salah satu teman bertanya “kemana kita akan pergi memancing?”.

Anto pun menjawab “ke sungai belakang rumah, jadi nanti bisa sambil duduk santai menikmati pemandangan persawahan”.

Kemudian mereka pun pergi menuju sungai.

Ditengah jalan ada salah seorang teman Anto yang kagum dengan pemandangan yang ada dan langsung mengabadikannya dengan kamera gawainya. Anto berkata pada teman-temannya sambil bergurau “maklum, rumah dia kan di kota, jadi tidak ada pemandangan seperti ini, yang ada hanya lalu lalang kendaraan”, kemudian teman yang lain tertawa. Sesampainya di sungai, mereka langsung menyiapkan peralatan pancing dan memasang umpan. Tak membutuhkan waktu yang lama, umpan dimakan ikan. Begitu terus sampai hasil pancingan mereka banyak dan dirasa sudah cukup, Anto mengajak teman-temannya pulang untuk memasak ikan dan segera memakannya karena Anto juga sudah mulai lapar.

Sesampainya dirumah ikan langsung dibersihkan kemudian dibumbui dan digoreng. Setelah selesai menggoreng, Anto mengambil daun pisang dan meletakannya di lantai untuk alas makan bersama. Mereka merasakan kenikmatan rasa ikan dan kebersamaan. Setelah semuanya selesai makan, mereka berbincang-bincang menceritakan saat mereka masih sekolah dulu. Beberapa saat setelah itu teman-teman Anto pamit untuk pulang.

Beberapa hari setelah itu ada salah satu teman Anto yang penasaran dengan sungai tersebut mengapa ikan di sungai tersebut sangat banyak. Tanpa pikir Panjang teman Anto itu pun langsung mengambil alat pancing dan pergi memancing sendiri, tetapi begitu umpan dilempar tidak mendapatkan apapun. Ia memancing selama beberapa jam dan tidak mendapatkan apapun. Kemudian besoknya ia mengatakan kepada Anto bawa ia ingin memancing lagi di sungai tetapi dengan ditemani Anto. Ketika itu mereka Kembali mendapatkan ikan banyak sama seperti saat memancing ramai-ramai dulu. Setelah itu teman Anto berbicara kepada Anto “kemarin aku memancing disini sendiri tetapi tidak mendapatkan apapun, pas aku mengajakmu kok dapat banyak ikan ya?”. Anto pun menjawab “aku tidak tahu apa-apa soal itu, yang aku yakini hanya rezeki itu sudah diatur. Jadi tidak usah terlalu dipikirkan”. Kemudian mereka membagi hasil pancingan dan pulang kerumah masing-masing. Hari- hari berlalu dan sungai itu tetap menghasilkan ikan untuk keluarga Anto.

Oleh : Angga Adrianto